Ranting-NU-Kebonsari, Sidoarjo – LAZISNU MWCNU Banyuanyar Kraksaan Probolinggo bersama 11 LAZISNU Rantingnya adakan Study Sharing ke LAZISNU Ranting Kebonsari Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo (05/07/2023) Rabu malam.
Kehadiran pengurus LAZISNU MWCNU Banyuanyar Probolinggo beserta rombongannya dengan mengendarai 7 unit mobil yang terdiri dari 2 mobil elf dan 5 mini bus disambut oleh 2 unit mobil (operasional LAZISNU & Ambulance) dan juga BANSER dari kesatuan Balantas Satkoryon Candi serta Pengurus GP. ANSOR Kebonsari yang sudah stanby habis maghrib di gapura kampung bebek dan telur asin sebagai maskot Desa Kebonsari yang pernah Juara 1 Nasional kategori UMKM ternak bebek dan telur asin.

Setibanya di Masjid Al Mubarak Kebonsari, rombongan disambut oleh jajaran pengurus Ranting NU, LAZISNU serta pengurus Lembaga dan Badan Otonom lainnya.

Acara study sharing dibuka oleh Ustadz M. Zakariyah selaku Sekretaris LAZISNU Ranting Kebonsari, dilanjutkan sambutan dari Bapak Syaiful Islam selaku Ketua LAZISNU MWCNU Banyuanyar Kraksaan Probolinggo, disambung sambutan dari Rais Syuriyah Ranting NU Kebonsari yang disampaikan oleh Ustadz H. Sukamto Achmad Rofi’i, dan terakhir sambutan dari Kepala Desa Kebonsari oleh Bapak Muhammad Khuzaini yang juga merangkap sebagai Ketua Lembaga Dakwah NU Kebonsari.

“Kami sengaja menimba ilmu dalam study sharing di LAZISNU Kebonsari ini karena telah meraih Juara 1 PWNU JATIM AWARD Kategori Ranting NU Terbaik pada tahun 2018 silam, hasil dari study sharing ini pihaknya akan mengadopsi berbagai ilmu dari pengurus LAZISNU Ranting NU Kebonsari untuk dijadikan motivasi kebangkitan Jam’iyah Nahdlatul Ulama di MWCNU Banyuanyar Kraksaan Probolinggo, meski semuanya tampak sulit dilakukan,” kata Ustadz Syaiful Islam selaku Ketua LAZISNU MWCNU Banyuanyar Probolinggo.
Sementara itu, “kami sangat bangga, ternyata Kebonsari sudah punya aset 2 mobil yakni mobil operasional dan Ambulance, ada juga bangunan panti asuhan 3 lantai berdiri diatas tanah wakaf NU yang bisa menampung anak yatim piatu dhuafa, dari sekitar 96 anak, yang sudah mukim sekitar 20 anak, selain itu sektor ekonomi juga berjalan dengan berdirinya koperasi NU dengan total perputaran pinjaman sekitar 80 juta/bulan, juga di dalamnya bisa bekerjasama dengan pihak pemerintah dalam hal pembinaan UMKM, demikian juga dengan kegiatan organisasi Lembaga dan Badan Otonomnya bisa berjalan semuanya,” ungkap H. Zainulloh Sanusi selaku Ketua MWCNU Banyuanyar Kraksaan Probolinggo.
Terhitung sudah ada 6 pengurus Nahdlatul Ulama dari lintas Provinsi maupun Kabupaten se Jawa Timur telah menimbah ilmu di LAZISNU Kebonsari. Hal itu dinyatakan oleh Nur Salim selaku Ketua Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Ranting Kebonsari MWCNU Candi Kabupaten Sidoarjo saat menerima kunjungan pengurus MWCNU Banyuanyar Kabupaten Probolinggo di masjid Al Mubarak.

“Alhamdulullah dari yang sudah berkunjung ke Kebonsari ini lintas Provinsi dari NTB, Dawe Kudus Jawa Tengah, lintas Kabupaten ada dari Bululawang-Malang, Babat Lamongan, Kedungwangi Sambeng Babat Lamongan, Pondok Babatan Ponorogo dan beberapa dari dalam kota Sidoarjo.” ucapnya.
Ia juga menambahkan setiap ada kunjungan, pihaknya membekali ilmu bagi peserta study sharing terkait keberhasilannya dalam menata organisasi Nahdlatul Ulama sesuai prosedur mulai administrasi hingga gerakannya kepada masyarakat.
Tak hanya itu, LAZISNU Kebonsari juga memberikan kiat dan pengalamannya pertama kali mendirikan amil zakat hingga mendirikan sebuah panti asuhan yang dimana pengalaman itu didasari dari niat tulus dan disertai gerakan kotak koin LAZISNU di setiap rumah-rumah warga untuk kepentingan kemaslahatan umat hingga membuktikan hasil gerakannya kepada masyarakat dalam kegiatan sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, tanggap bencana, kebudayaan, kaderisasi, penguatan lembaga dan badan otonom NU.

“Kegiatan ini dalam rangka untuk belajar bagaimana cara mengelola gerakan koin nu nya itu yang pertama, terus yang kedua bagaimana cara memanfaatkan momen Idul Fitri, momen Ramadhan yang di situ ada zakat fitrah, zakat maal, infaq sedekah, santunan anak yatim piatu,” kata Nur Salim yang juga sebagai Pembina GP. Ansor Kebonsari.
Aba Salim panggilan akrabnya berharap kepada pengurus LAZISNU MWCNU Banyuanyar Probolinggo beserta 11 Ranting nya untuk tidak berkecil hati dalam membesarkan jamiyah Nahdlatul Ulama. Sebab liku-liku dalam membesarkan Nahdlatul Ulama banyak rintangannya, tetap semangat, kompak, sinergi dengan banyak pihak, terus berinovasi dengan ide-ide baru sesuai kebutuhan di lapangan.

“Untuk LAZISNU yang ada di Banyuanyar Probolinggo yang paling penting dan yang utama itu biasakan kita ini dalam membidik suatu program dicari dulu kelemahan dan kekuatan kita ini seperti apa, dari sini kita akan menemukan titik temu dari sekian persoalan yang ada, dan yang pertama harus dikerjakan itu apa, terus dilanjutkan mengerjakan persoalan berikutnya sampai tuntas,” pintanya.

Acara study sharing ini di tutup dengan doa, dilanjutkan ramah tamah, pemberian cindera mata, foto bersama, dan peserta diajak mampir ke asrama panti asuhan Al Mubarak bentukan LAZISNU di RT.04 RW.02 Dusun Tebon Desa Kebonsari. (NS/SER)















