Ranting-NU-Kebonsari, Sidoarjo – Momen perpisahan kelas VI selalu jadi saat yang penuh dengan kenangan. Acara ini bukan hanya menandai akhir dari masa Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah, tetapi juga jadi titik awal untuk para murid.
Hal tersebut pun dilaksanakan oleh Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Ulum Desa Kebonsari Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo, yang acara perpisahannya di pusatkan di halaman madrasah dengan adakan Gelar Karya P5RA (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatal Lil ‘Alamin) dengan tema “Bhinneka Tunggal Ika”, Sabtu (31/05/2025).

Acara dibuka oleh Ustadzah Saidah Hanum diawali pembacaan pantun jenaka, dilanjutkan Tari Tunggal Banjar Kemuning dari Sidoarjo oleh Ananda Shofi kelas 3. Tari Kecak dari Bali oleh kelas 1, Tari Kreasi Paris Berantai dari Kalimantan Selatan oleh kelas 2, Fashion Show Pakaian Adat Daerah oleh kelas 3, Lagu Daerah “Rek Ayo Rek” oleh kelas 4, Tari Sinanggar Tulo dari Sumatera Utara oleh kelas 5, Kirab Wisuda – Paduan Suara dan Prosesi Wisuda kelas 6.
Untuk seremonial dibawakan lagu Indonesia Raya, Mars Shubbanul Wathan oleh Ustadzah Ella serta pembacaan Ayat-ayat Suci Al Qur’an oleh Ananda Najma Kamilah Muslimah kelas 6.
Kepala MIRU Kebonsari, Shoberi, S.IP, S.Pd dalam sambutannya mengatakan, “bahwa saatnya pihak madrasah akan berpisah dan melepas anak didik kelas VI”.
Sebanyak 25 anak didik kelas VI akan ke jenjang pendidikan selanjutnya yaitu ke tingkat menengah pertama, bisa masuk ke SMP, MTs dan Pondok Pesantren.
“Saatnya siswa kelas VI untuk tetap melanjutkan pendidikan dan terus berjuang mengejar cita-cita,” ucap Ustadz Shoberi.
“Alhamdulillah di Madrasah ini ada visi dan misi yang harus ditempuh, anak-anak yang lulus ditarget sudah khafal Al Qur’an Juz 29-30, Surat Yasin, Istighosah, Tahlil, dan Asmaul Husnah, sebagai bekal dasar dalam membentengi diri dari pengaruh negatif dan siap mengamalkan ajaran Islam Ahlussunah Wal Jama’ah An Nadhdliyah”, pungkasnya.
Sementara perwakilan dari Wali Murid Kelas VI, H. Nur Salim dalam sambutannya mengatakan, “Acara ini menjadi sebuah pembuktian akan keberhasilan anak didik, ketiga anak kami semuanya kami percayakan pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah yang menjadi kebanggaan warga NU Kebonsari”.
Selama 6 tahun telah menempuh pendidikan di madrasah dan ini menjadi prestasi membanggakan atas perjuangan para guru.
“Keberhasilan anak didik adalah cerminan keberhasilan dari para guru, kami berpesan teruslah berjuang dan berinovasi mengikuti perkembangan zaman, lembaga pendidikan harus terus berbenah untuk melahirkan madrasah yang berkarakter, mencetak anak-anak yang bisa dibanggakan oleh semuanya”, ungkap Aba Salim yang juga sebagai Ketua LAZISNU Ranting NU Kebonsari.
“Kami mewakili wali murid mohon maaf bilamana selama 6 tahun ada tingkah laku anak-anak kami yang kurang berkenan di hati para dewan guru, dan terimakasih atas segala dedikasi dan pengorbanannya dalam mendidik anak kami”, pungkasnya.
Adapun perwakilan murid kelas VI yang menyampaikan kata-kata perpisahan adalah Ananda Nahda Nur Madania binti H. Nur Salim.
“Dalam kesempatan ini, izinkanlah kami menyampaikan beribu ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu guru semua. Berkat bimbingan Bapak dan Ibu sekalian, kami bisa menjadi seperti ini. Bisa membaca, bisa menulis, bisa menghitung dan bisa belajar untuk menjadi pelajar yang sesungguhnya. Jasa kalian tidak akan pernah kami lupakan sepanjang hidup kami” ujarnya.
“Dengan telaten dan tanpa rasa bosan, Bapak dan Ibu guru membimbing kami. Selalu sabar menghadapi tingkah laku kami yang kadang membuat jengkel. Kami memohon agar Bapak dan Ibu guru membukakan pintu maaf sebesar-besarnya jika kami pernah melukai hati Bapak dan Ibu guru sekalian”, pintanya.
“Untuk teman-temanku semua, ini adalah hari perpisahan kita di Madrasah Ibtidaiyah ini. Berat rasanya memang. Setiap hari kita selalu bersama. Bermain, bersenda gurau, tertawa. Sungguh, semua kenangan itu tidak akan pernah terlupakan” kenangnya.
“Kami juga berpesan pada adik-adik kelas kami, semoga sepeninggal kami, adik-adik tetap tekun dan rajin belajar. Contohlah yang baik dari kami, dan buanglah jauh contoh yang kurang baik dari kami,” pesannya.
Walaupun hari ini kita berpisah, marilah tetap kita jaga persaudaraan ini hingga kapanpun. Karena kalian semua adalah teman-teman terbaik dalam hidup ini.
“Kepada Bapak dan Ibu Wali murid sekalian. Inilah kami anakmu dengan segala kelebihan dan kekurangannya di sana-sini. Bimbinglah kami dengan sabar dan tiada henti. Kami masih haus bimbinganmu. Kami masih haus kasih sayangmu. Didiklah kami sehingga menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, agama, bangsa dan negara”, ujarnya dengan nada sedih dan haru.
Pesan kami, “Untuk mendapatkan angka 10 tidak hanya 5+5, tapi masih ada 8+2, 7+3, bahkan 100-90. Begitupun dengan kesuksesan tidak hanya dengan satu cara. Maka dari itu, 10 porsi terbaikmu jangan takut untuk jatuh, dan jika jatuh jangan takut untuk bangkit lagi”.
Acara perpisahan tersebut di isi dengan doa oleh Ustadz Muhammad Amin Sofyan dilanjutkan acara permohonan maaf dan ungkapan terima kasih dari wali murid serta penyerahan cinderamata.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut para dewan guru dan orang tua murid dan seluruh siswa kelas VI serta perwakilan siswa-siswi kelas 1-5 yang tampil gelar seni dan budaya. (Nur Salim)